Selasa, 01 November 2016

Goa Selarong



Goa Selarong berlokasi di Dukuh Kembangputihan, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta . Goa selarong merupakan markas gerileya Pangeran Diponegoro dalam perjuangan melawan penjajah Belanda pada tahun 1825-1830 untuk menyusun setrategi peperangan Pangeran Diponegoro pergi ke selarong karena rumahnya yang di Tegalrejo dibakar ole tentara Belanda . Di Goa Selarong terdapat dua goa utama ,yaitu Goa Kakung dan Goa Putri. Goa kakung dulunya ditempati oleh Pangeran Diponegoro sedangkan Goa Putri ditempati oleh para selir Paneran Diponegoro yaitu Raden Ayu Retnoningsih ,merupakan selir yang paling setia setelah kedua istrinya meninggal . Setelah Belanda menyerang Tegalrejo , dimulailah sebuah perang besar yang berlangsung5 tahun lamanya . Dibawah Kepemimpinan Diponegoro rakyat Pribumi bersatu dalam semangat “sodumuk bathuk , Sanyori bumi ditahi tekan pathi’’ (sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati ). Patung Pangeran Diponegoro yang mengenakan pakaian putih-putih, mungkin melambangkan kesucian perjuangannya, duduk di atas punggung seekor kuda hitam, bersebelahan dengan denah Goa Selarong itu. Pada denah terlihat bahwa diantara Goa Selarong dan area parkir terdapat bangunan pendopo, ruang pamer, dan diorama.

 




Goa Selarong sendiri terdiri dari Goa Kakung (pria) di sebelah kiri, dan Goa Putri di sebelah kanan. Di perbukitan di atas goa terdapat beberapa buah makam, gardu pandang, dan rumah batu. Di area sebelah kiri terdapat sungai, air terjun, area perkemahan, umpak, serta dua buah sendang, yaitu Sumber Pitu dan Sendang Manik Mulyo. Area di ujung sebelah kiri Goa Selarong dilihat dari dekat, dengan tebing padas tinggi dibalut puluhan atau bahkan ratusan akar-akar tua di bagian atasnya.
Tangga menuju Goa Selarong   
Goa Selarong
Goa Selarong merupakan wisata religi yang sampai saat ini masih digunakan warga sekitar sebagai tempat pertapaan karena saat saya dan rombongan kesana, kami menjumpai dupa dan sesaji yang diletakkan di bibir goa. Meskipun baunya tidak seberapa menyengat kami bisa menyimpulkan bahwa goa tersebut masih eksis menjadi tempat pertapaan beberapa orang. Saat kita menyusuri kompleks goa selarong ini banyak goa-goa lain yang juga ada disini seperti Goa Putri, Goa Joko, dan ada pemandangan air terjun yang menyegarkan mata serta menyejukkan hati. Kami perlu menaiki beberapa anak tangga yang cukup membuat kaki kami pegal, namun pemandangan sejarah yang kami dapatkan juga cukup sebanding, meskipun menurut kami keadaannya kurang terawat. Ada pula tempat arena bermain anak-anak yang memiliki berbagai permainan seperti ayunan, prosotan, jungkat-jungkit dan panjat-panjatan. Kami sempat bermain sebentar dan bernostalgia dengan mainan masa kecil kami disana, cukup mengasyikkan, namun seperti yang sudah saya bilang tadi, konsisinya kurang terawat, diliat dari cat yang mengelupas dan ada beberapa mainan yang sudah rusak dan belum diperbaiki kembali. Goa Selarong buka jam 08.00-16.00 WIB setap harinya. Untuk pegunjung yang ingin memasuki arena Goa ini hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp.5000/motor dan dana parkir Rp.1500 . Dikarenakan jalan yang agak licin dan menanjak, pengunjung yang ingin datang kesana diharapkan dapat lebih hati-hati lagi dengan keadaan jalan yang sedemikian rupa demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Dimanapun kita berada, kita juga harus menjaga tata krama serta tutur kata kita agar selalu terhindar dari hal buruk, karena disisi lain Goa ini masih memiliki aura mistis dan merupakan wisata religi yang tergolong cukup sakral.

Akses menuju kesana lumayan jauh dari kota Yogyakarta namun jalanya mudah sudah beraspal bisa ditempuh dengan menggunakan berbagai kendaraan Dari terminal Giwangan :
1.       Dari perempatan ring road terminal Giwangan belok ke kanan (barat) menuju perempatan ring road jalan Bantul
2.       Dari perempatan ring road jalan Bantul belok ke kiri (selatan) sampai pertigaan jalan Selarong ( jalan Bantul - jalan Selarong ).
3.       Dari pertigaan jalan Selarong belok ke kanan (barat) terus sampai mentok lalu belok ke kiri (selatan).
4.       Setelah belok kiri (selatan) langsung belok ke kanan (barat) terus sampai mentok di pertigaan.
5.       Dari pertigaan itu belok ke kiri (selatan) terus saja mengikuti jalan Selarong
6.       Kira-kira 20 menit berkendara ada papan penunjuk goa Selarong belok ke kanan. Ada patung Pangeran Diponegoro sedang naik kuda.

Sumber :
  1. Wikipedia.org
  2. Gambar (Google)
  3. Gambar dari Author




Tidak ada komentar:

Posting Komentar